Rabu, 25 Februari 2015

SEPULUH TAHUN PENGABDIAN NATSIR DG PAMMA,BUJANG HONORER SMP NEGERI 2 TAROWANG



        Natsir Dg Pamma,sosok yang tidak asing lagi bagi warga SMP Negeri 2 Tarowang dan sivitas akdemika STIE/STKIP Jeneponto yang numpang kuliah di Gedung SMP Negeri 2 Tarowang.Pria yang sehari-harinya membuka dan menutup sekolah,menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan SMP Negeri 2 Tarowang.
        Orangnya cukup sederhana,namun padanya terdapat sifat-sifat yang patut kita teladani,antara lain rajin masuk kerja,sabar,pandai bersyukur,taat beribadah,dan setia pada pekerjaannya.Menurut pengakuan seorang sahabatnya,Pak Elsah,bahwa Dg Pamma adalah orang yang rajin masuk kerja,”Pukul setengah tujuh Dg Pamma sudah ada di sekolah melaksanakan tugasnya,dan dialah yang terakhir pulang”,ungkap Pak Elsah seorang guru SMP Negeri 2 Tarowang,diakuinya pula bahwa “Dg Pamma adalah sosok pekerja yang sabar.Saya tidak pernah mendengar Dg Pamma mengeluhkan gajinya sebagai bujang sekolah”.Berapa gaji Dg Pamma ?.”Gaji Dg Pamma sebagai bujang honorer hanya Rp.250.000,- perbulan yang diterima setiap tiga bulan,ditambah raccik-raccik usai ujian semester atau ujian nasional tapi itu tidak seberapa racciknya”,ungkap Pak Elsah yang sehari-hari menemani Dg Pamma ngobrol usai melaksanakan tugasnya.Hebatnya,selain sebagai bujang di SMP Negeri 2 Tarowang (pagi-siang).Dg Pamma dipekerjakan pula sebagai sekuriti STIE/STKIP Kampus SMP Negeri 2 Tarowang.Kalau sekuriti di perguruan tinggi tentu lumayan gajinya.”Dulu,saya dikasi 50.000 atau 60.000 setiap semester,dan sekarang Alhamdulillah sejak istri Pak Makkasunu yang kelola,istrinya memberi saya 150.000 setiap semester”,ungkap Dg Pamma. Dari gajinya itu Dg Pamma tidak pernah mengatakan sedikit padahal katanya setiap sore kecuali Kamis datang ke sekolah untuk menjaga dan mengunci sekolah.
 Nampaknya Dg Pamma senang melaksanakan pekerjaan dan mensyukuri penghasilan yang diperolehnya yang semuanya memberi berkah bagi keluarga,karena walau dengan pendapat yang sekecil itu Dg Pamma mampu menyekolahkan anak-anak sampai menjadi sarjana dan kiri keempat anaknya telah bekerja diantaranya ada yang menjadi guru SMP Negeri 2 Tarowang.Dan yang patut dibanggakan bahwa keempat anaknya memiliki prestasi sekolah yang membanggakan,selalu menjadi bintang kelas,baik prestasi akademik maupun ekstrakurikuler,salah seorang anaknya pernah mewakili Jeneponto dalam olyampiade Fisika tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Dg Pamma yang berlatarbelakang Pendidikan SMEP,mulanya dikenal oleh warga sekolah saat menjadi buruh ketika salah satu gedung sekolah direhabilitasi pada tahun 2004.Pihak panitia rehab mengenal Dg Pamma sebagai pekerja yang rajin,tidak banyak bicara tapi banyak kerja.Hal itulah membuat pihak sekolah meminta Dg Pamma untuk menjadi bujang sekolah.Selamat bekerja Dg Pamma semoga membawa berkah baginya.

Senin, 23 Februari 2015

SMP NEGERI 2 TAROWANG MENDUKUNG GERAKAN JENEPONTO ‘GAMMARA’



      SMP Negeri 2 Tarowang adalah salah satu sekolah dalam lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekolah,antara lain senantiasa menjaga kebersihan,kesehatan dan keindahan lingkungan sekolah.Disadarinya bahwa lingkungan yang bersihs,sehat dan indah akan memberikan kenyamanan kepada warga sekolah dalam melaksanakan aktivitas pendidikan.Oleh karena jauh sebelum Bupati Jeneponto mencanangkan Jeneponto “Gammara” atau Gerakan Masyarakat Menuju Adipura,SMP Negeri 2 Tarowang telah menata keindahan dan kerindangan sekolah dengan menanami pekarangan sekolah berupa kembang,tanaman obat-obatan dan mangga.
       Apalagi setelah sekolah ini dipimpin oleh H.Idrus,S.Pd,gerakan menjaga kebersihan dan keindahan sekolah semakin digalakkan sebagai wujud dukungan terhadap gerakan Jeneponto “Gammara”.Kepala SMP Negeri 2 Tarowang,H.Idrus,S.Pd yang baru 6 bulan memimpin sekolah ini,kepada pewarta mengungkapkan bahwa gerakan kebersihan dan keindahan sekolah telah lama dilakukannya.”Sebelum saya memimpin sekolah ini,saya telah menanami pekarangan sekolah dengan mangga,karena mangga selain bisa menciptakan kerindangan juga bisa dinikmati buahnya”,ungkapnya sambil menunjuk mangga yang kini telah besar dan telah berbuah.
         Untuk mewujudkan sekolah yang bersih dan indah maka H.Idrus,S.Pd selaku pimpinan sekolah mengajak kepada seluruh warga sekolah untuk bersama-sama mewujudkan SMP Negeri 2 Tarowang sebagai sekolah “BERIMAN”,yaitu sekolah yang Bersih,Indah,Aman dan Nyaman.Untuk itu “Saya telah menyampaikan kepada guru dan wali kelas untuk senantiasa memperhatikan kebersihan dan keindahan kelasnya masing-masing terutama dengan menggalakkan penanaman kembang di musim hujan ini”.Sebagai langkah meningkatkan keamanan sekolah,maka pintu gerbang sekolah difungsikan agar warga tidak bebas keluar masuk disaat jam sekolah.Pekarangan depan kantorpun telah dibuat taman,dan “Insya Allah taman depan kantor kita akan pagar supaya aman dari gangguan ternak warga yang berkeliaran”,ungkap mantan Wakasek Kesiswaan SMP Negeri 2 Tarowang.
             Selaku pimpinan sekolah,H.Idrus,S.Pd berharap kepada seluruh warga yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah agar membantu SMP Negeri 2 Tarowang dalam mewujudkan sekolah yang Bersih,Indah,Aman dan Nyaman (Beriman),antara lain senantiasa memperhatikan keamanan sekolah,memperhatikan ternaknya agar tidak berkeliaran di lingkungan sekolah.”Sejak dulu sekolah ini ditanami kembang namun,selalu habis dimakan kambing”,ungkap Dg Pamma,bujang sekolah yang sudah lebih sepuluh tahun mengabdi sebagai tenaga bujang honorer di sekolah ini.”Mudah-mudahan kepala sekolah yang baru bisa melakukan pemagaran terhadap kembang-kembang di pekarangan depan kantor”,harap Kepala Keamanan SMP Negeri 2 Tarowang ini.
Di bawah ini adalah wajah lama SMP Negeri 2 Tahun 2004
dan wajah baru SMPN  tarowang tahun 2014

SMPN 2 TAROWANG DIGUGAT GANTI RUGI TANAH



SMP Negeri 2 Tarowang telah 16 tahun berkiprah dalam mendidik anak bangsa.Alumninya telah tersebar di berbagai perguruan tinggi dan lapangan kerja.Telah berbagai prestasi akademik dan ekstrakurikuler telah diraihnya yang membuat sekolah ini semakin dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat pendidikan bagi anak-anaknya. Sejak dibangun pada tahun 1997 dan beroperasi pada tahun pelajaran 1998/1999,penyelenggaraan pendidikan di sekolah ini berjalan dengan aman,lancar dan tertib.Ketenangan siswa dan gurupun terjamin.
Namun,dalam usianya yang ke-16 tahun,saat sekolah ini dipimpin oleh H.Idrus,S.Pd,ketenangan SMP Negeri 2 Tarowang mulai terusik,dengan datangnya seseorang tamu yang mengaku sebagai pemilik tanah yang dibanguni sekolah.Mengaku bahwa tanah tersebut belum dibayar oleh pemerintah Kabupaten Jeneponto dan mereka datang untuk menyampaikan bahwa tanah yang belum dibanguni sekolah akan ditanami olehnya.Merekapun datang menanami lokasi dengan berbagai jenis tanaman termasuk pisang.Bahkan Kepala SMP Negeri 2 Tarowang,H.Idrus,S.Pd kepada pewarta mengatakan bahwa tanah yang ada di belakang sekolah telah dijual sebagian permobil namun telah dihentikan oleh pihak kepolisian beberapa waktu yang lalu.
Dia adalah Sultan Djubir,mantan Kepala SD Bungunkoncia Kec.Tarowang yang tinggal di Bantaeng.Kepada Kepala SMP Negeri 2 Tarowang mengaku bahwa tanah tersebut dibanguni sekolah dan tidak dibayar dengan perjanjian anaknya akan diangkat menjadi PNS oleh pemerintah Kabupaten Jeneponto tetapi nyatanya anaknya tidak lulus waktu itu saat penerimaan CPNS di Kabupaten Jeneponto.Dan pada beberapa waktu yang lalu ke SMP Negeri 2 Tarowang membawa tembusan surat kepada Bupati Jeneponto,yang berisi permohonan ganti rugi tanah dengan objek tanah yang dibanguni SLTP Negeri 3 Batang,yang sekarang berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Tarowang.Surat yang tertanggal 26 Nopember 2014 tersebut melampirkan Surat Keterangan Kepala Desa Bonto Ujung.
                                      Pekarangan samping sekolah yang telah ditanami pisang

Dalam Surat Keterangan Kepala Desa Bonto Ujung,nomor:29/DBU/IX/1996 tanggal  18 September 1996,diterangkan:-Sesuai kesepakatan bahwa yang dijual adalah tanahnya saja,sedang pohon kelapa yang ada di dalamnya tidak dijual,kecuali pohon kelapa dan tanaman lainnya yang terkena bagunan tidak ada masalah (dibumihanguskan).-Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya berdasarkan persetujuan pemiliknya.Namun,dalam surat keterangan tersebut terdapat tambahan kalimat dengan tulis tangan yang berbunyi “belum dibayar”,ini yang menjadi pertanyaan apakah kalimat “belum dibayar” ditulis pada saat surat keterangan dibuat atau pada saat hendak menggugat ganti rugi.
Mantan Kepala Desa Bonto Ujung,Mustafa Kafa saat ditemui H.Idrus,S.Pd beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa tanah yang dibanguni sekolah (SMPN 2 Tarowang),tidak ada lagi masalah.”Sebelum saya tanda tangani Surat Keterangan saya persilahkan kepada Sultan Jubir untuk berurusan dengan pelaksana proyek pembangunan sekolah untuk menyelesaikan segala sesuatunya,diapun menyelesaikannya kemudian saya tanda tangani.Jadi kalau saya tanda tangani berati tidak ada lagi masalah”,ungkap Mustafa Kafa.
 Surat Sultan Djubir kepada Bupati Jeneponto

Ketua Komite SMP Negeri 2 Tarowang,Rimba Mappa (mantan Sekretaris Desa Bonto Ujung) kepada pewarta mengatakan bahwa kalau kepala desa sudah menandatangi surat keterangan berarti tidak ada lagi masalah dengan tanah itu.Namun demikian Rimba Mappa berjanji kepada Kepala SMP Negeri 2 Tarowang akan membicarakan masalah ini dengan orang terlibat di dalam perjanjian jual beli tersebut,antara lain mantan kepala desa  dan Syarifuddin Nojeng sebagai kepala Dusun Ujung sewaktu perjanjian dibuat.Kepala SMP Negeri 2 Tarowang juga telah berhubungan dengan Kepala Desa Bonto Ujung,Sarro dan Sarropun berjanji akan menghadirkan seluruh pihak-pihak yang terkait untuk membicarakan bagaimana yang sebenarnya.
Dengan adanya klain kepemilikan tanah yang belum dibayar tersebut dan orang menggugat ganti rugi telah berusaha menguasai tanah sekolah yang masih kosong maka pihak SMP Negeri 2 Tarowang meminta kejelasan status dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto atau Bapak Bupati Jeneponto,karena ini menyangkut ketenangan penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 2 Tarowang.(Els@h,2015).