Diajukan sebagai bahan seminar Mata Pelajaran PPKN Kelas IX SMP Negeri 2 Tarowang,TP 2014/2015
Oleh :Kelompok Negara
Risaldi (Pemateri)
Muh.Fajar (Moderator)
Saldi (Notulis)
Selasa,31 Maret 2015
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar belakang masalah
Tawuran yang
sering dilakukan pada sekelompok remaja teruatam para pelajar seolah sudah tdak
lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita.Inilah beberapa
contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan
oleh para remaja beberapa tahun lalu.Dipalembang pada tanggal 23 September 2006
terjadi tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari 3
sekolah,diantaranya adalah SMK PGRI 2,SMK GAJAH MADA KERTAPARI,dan SMKN 4.
Di
Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antar pelajar SMK YPK
Purwakarta dan SMK SUKAMANDI DI Makassar pada tanggal 19 September 2006 terjadi
tawuran antar pelajar SMA 5 dan SMA 3.
Tidak
hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran,di Makassar
pada tanggal 12 Juni 2006 Mahasiswa Universitas Negri Makassar terlibat tawuran
dengan rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah.Sedangkan
di Semarang sendiri pada tanggal 27 Novemberb2005 terjadi tawuran antar pelajar
SMK 5,SMK 4 dan SMK Cinde.
Kekerasan
sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh
parabremaja.Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar
pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis,premanis,dan rimbanis.Tentu
saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam
perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang
tidak terlibat secara langsung.
Lalu
mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi?faktor apa sajakah yang
menyebabkan tawuran antar pelajar ini? Apa sajakah dampak yang di timbulkan
dari tawuran yang dilakukan? Dan bagaimanakah kita sebagai manusia-manusia
perbaiki bangsa mencari jawaban atas semua permasalahan yang terjadi pada
tawuran pelajar ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan tawuran antarpelajar ?
2. Mengapa terjadi tawruan antarpelajar ?
3. Apa dampak negatif tawuran antarpelajar ?
4. Bagaimana upaya mengatasi terjadnya tawuran antarpelajar ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian tawuran antarpelajar
2. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadi tawuran antarpelajar
3. Untuk mengetahui dampak negatif tawuran antarpelajar
4. Untuk mengetahui upaya mengatasi terjadnya tawuran antarpelajar
BAB. II PEMBAHASAN
A.Pengertian Tawuran
Dalam kamus bahasa Indonesia
“ Tawuran “ dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang.Sedangkan
“Pelajar” adalah seorang manusia yang belajar sehingga pengertian tawuran
pelajar adalah perkeliahan yang dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
Secara
psikologis,perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja di golongkan sebagai
salah satu bentuk kenakalan remaja.Kenakalan remaja dalam perkelahian dapat
digolongkan dalam dua jenis delikuensi yaitu:
Delikuensi Situasional
Perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka
untuk berkelahi.keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk
memecahkan masalah secara cepat.
Delikuensi Sistemtik
Para remaja yang terlibat perkelahian itu berada didalam suatu
organisasi tertentu atau geng.Disini ada aturan,norma dan kebiasaan tertentu
yang harus diikuti anggotanya,termasuk berkelahi.Sebagai anggota,tumbuh
kebanggaan apabila dapat dilakukan apa yang di harapkan oleh
kelompoknya.Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja
akan cenderung membuat sebuah genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja
tanpa adanya peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok
teman sebaya.
B.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
Tawuran Antar Pelajar
Berikut ini adalah faktor-faktor
yang menyebabkan tawuran antar pelajar,diantaranya:
a)
Faktor
Internal
Faktor internal terjadi di dalam diri individu itu sendiri yang
berlangsung melalui proses internasional diri yang keliru dalam menyelesaikan
permasalahan di sekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja
yang melakukan
perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi
dengan keanekaragaman pandangan ,ekonomi,budaya, dan berbagai keberagaman
lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam . Para remaja yang mengalami
hal itu akan lebih tergesah-gesah dalam memecahkan segala masalahnya tampa
berpikir lebih dahulu apakah akibat yang akan di timbulkan. Selain itu,
ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya
perkelahian. Mereka biasanya mudah frustasi, tidak mudah mengendalikan diri,
tidak peka terhadap orang-orang di sekitarnya. Seorang remaja biasanya
membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya di tengah-tengah orang-orang di sekitarnya.
b)
Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang
datang dari luar individu yaitu:
1. Faktor
keluarga
Keluarga adalah tempat di mana pendidikan pertama dari orang tua di
terapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam
keluarganya maka setelah iya tumbuh menjadi remaja maka iya terbiasa melakukan
kekerasan karna inilah kebiasaan yang datang dari keluarga. Selain itu ketidak
keharmonisan juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar.
Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tak aman atau tidak menyenangkan serta
hubungan keluarga yang kurang dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap
usia terutama pada masa remaja.
Menurut Hirsoi (dalam musseng dkk. 1994). Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja di karnakan tidak
berfungsinya orangtua sebagai figur teladan yang baik bagi anak (hawari 1997). Jadi disinilah peran
orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berpikir baik.
2.
Faktor sekolah
Sekolah
tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara academik namun juga
pandai secara ahlak. Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan
diri menjadi yang lebih baik. Namun sekolah
juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini di
karenakan, hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya di sekolah
tidak jarang di temukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran
dalam mendidik anak muridnya akirnya guru tersebut menunjukkan kemarahan
melalui kekerasan.
Hal ini bisa saja di tiru oleh para siswanya. Lalu
disinilah perang guru di tuntuk menjadi seorang pendidik yang memiliki
kepribadian yag baik.
3.
Faktor lingkungan
Lingkungan
rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi prilaku remaja. Seorang remaja
yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja
tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan
memberikan pola kekerasan dipikirkan para remaja. Hal ini membuat remaja
beraksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang di lakukan untuk mengisi waktu
senggang oleh para remaja di sekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.
Hal
yang memicu tawuran
Tak jarang di sebabkan oleh saling
mengajak atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda
sekolah. Bahkan saling berebutan wanitapun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan
masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
C. Dampak
karena tawuran pelajar
Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari tawuran antarpelajar,antara lain:
a. Kerugian
fisik, pelajar yang ikut tawuran memungkinkan akan menjadi korban. Baik itu
cedera ringan, cedera berat, bahkan samapi kematian.
b. Masyarakat
di sekitar juga di rugikan, contohnya rusaknya rumah warga apabila pelajar yang
tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.
c. Terganggunya
proses belajar mengajar
d. Menurunnya
moralitas para pelajar
e. Hilangnya
perasaan peka, toleransi,rasa tenggang dan saling menghargai.
D. Hal-hal yang dapat di lakukan untuk
menghindari tawuran antarpelajar.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya tawuran antarpelajar,yaitu:
a. Memberikan
pendidikan moral untuk para pelajar.
b. Menghadirkan
seorang figur yang baik untuk di contohi oleh para pelajar. Seperti hadiah
seorang guru, orangtua, dan teman sebabnya yang dapat mengarahkan para pelajar
untuk selalu bersikap baik.
c. Memberikan
perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri.
d. Mangfasilitasi
para pelajar untuk baik di lingkungan rumah atau di lingkungan sekolah untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang bermamfaat di waktu luangnya. Contohnya :
membentuk ikatan remaja mesjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang
bermamfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler
di sekolahnya.
Kartini
dan kartonopun menawarkan beberapa cara mengurangi tawuran remaja, diantaranya:
1.
Banyak mawas diri, melihat
kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang
sifatnya tidak mendidik dan tidak menonton.
2.
Memberikan kesempatan kepada remaja
untuk berpartisipasi dengan cara yang baik dan sehat.
3.
Memberikan bentuk kegiatan dan
pendidikan yang torelan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitangnya
dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan tawuran remaja
tidaklah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi
karena fakto-faktor lain yang datang dari luar individu, di antaranya faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
Pada pelajar yang umumnya masih berusia
remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal di luar dugaan yang mana
kemungkinan dapat merugikan dirinya
sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua di tuntuk untuk dapat
menyerahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan
kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat di lepas. Guru sebagai
pendidik biasa menjadikan instruktur dalam pendidik kepribadian para siswa agar
menjadi insan yang lebih baik. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang
anak haruslah di berikan peengarahan dari
orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat di
sekitarpun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya
dengan cara mengakui kebenarannya.
2. Saran
Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar di
atas, penulis memberikan beberapa saran, diantaranya:
a. Keluarga sebagai awal tepat pendidikan para pelajar harus mampu
membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajar.
b. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang
kondusif.
c. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang
baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala
potensi yang ada dalam dirinya.
Daftar pusaka/sumber:






Tidak ada komentar:
Posting Komentar