Kamis, 02 April 2015

MAKALAH SEMINAR "MENGATASI TAWURAN ANTARPELAJAR"



Diajukan sebagai bahan seminar Mata Pelajaran PPKN Kelas IX SMP Negeri 2 Tarowang,TP 2014/2015
Oleh :Kelompok Negara
Risaldi (Pemateri)
Muh.Fajar (Moderator)
Saldi (Notulis)
Selasa,31 Maret 2015

BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar belakang masalah
Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja teruatam para pelajar seolah sudah tdak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita.Inilah beberapa contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa tahun lalu.Dipalembang pada tanggal 23 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari 3 sekolah,diantaranya adalah SMK PGRI 2,SMK GAJAH MADA KERTAPARI,dan SMKN 4.
            Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antar pelajar SMK YPK Purwakarta dan SMK SUKAMANDI DI Makassar pada tanggal 19 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar SMA 5 dan SMA 3.
            Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran,di Makassar pada tanggal 12 Juni 2006 Mahasiswa Universitas Negri Makassar terlibat tawuran dengan rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah.Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 27 Novemberb2005 terjadi tawuran antar pelajar SMK 5,SMK 4 dan SMK Cinde.
            Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh parabremaja.Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis,premanis,dan rimbanis.Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.
            Lalu mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi?faktor apa sajakah yang menyebabkan tawuran antar pelajar ini? Apa sajakah dampak yang di timbulkan dari tawuran yang dilakukan? Dan bagaimanakah kita sebagai manusia-manusia perbaiki bangsa mencari jawaban atas semua permasalahan yang terjadi pada tawuran pelajar ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan tawuran antarpelajar ?
2. Mengapa terjadi tawruan antarpelajar ?
3. Apa dampak negatif tawuran antarpelajar ?
4. Bagaimana upaya mengatasi terjadnya tawuran antarpelajar ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian tawuran antarpelajar
2. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadi tawuran antarpelajar
3. Untuk mengetahui dampak negatif tawuran antarpelajar
4. Untuk mengetahui upaya mengatasi terjadnya tawuran antarpelajar 
   
 BAB. II PEMBAHASAN
A.Pengertian Tawuran
          Dalam kamus bahasa Indonesia “ Tawuran “ dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang.Sedangkan “Pelajar” adalah seorang manusia yang belajar sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkeliahan yang dilakukan oleh orang yang sedang belajar.
            Secara psikologis,perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja di golongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja.Kenakalan remaja dalam perkelahian dapat digolongkan dalam dua jenis delikuensi yaitu:
Delikuensi Situasional
Perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi.keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
Delikuensi Sistemtik
Para remaja yang terlibat perkelahian itu berada didalam suatu organisasi tertentu atau geng.Disini ada aturan,norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti anggotanya,termasuk berkelahi.Sebagai anggota,tumbuh kebanggaan apabila dapat dilakukan apa yang di harapkan oleh kelompoknya.Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebaya.

    B.    Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Tawuran Antar Pelajar
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran antar pelajar,diantaranya:
a)   Faktor Internal
     Faktor internal terjadi di dalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internasional diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan di sekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan
perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan keanekaragaman pandangan ,ekonomi,budaya, dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam . Para remaja yang mengalami hal itu akan lebih tergesah-gesah dalam memecahkan segala masalahnya tampa berpikir lebih dahulu apakah akibat yang akan di timbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah frustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang di sekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya di tengah-tengah orang-orang  di sekitarnya.
b)   Faktor eksternal
      Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu yaitu:
1.    Faktor keluarga
   Keluarga adalah tempat di mana pendidikan pertama dari orang tua di terapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah iya tumbuh menjadi remaja maka iya terbiasa melakukan kekerasan karna inilah kebiasaan yang datang dari keluarga. Selain itu ketidak keharmonisan juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tak aman atau tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
    Menurut Hirsoi (dalam musseng dkk. 1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja di karnakan tidak berfungsinya orangtua sebagai figur teladan yang baik bagi anak            (hawari 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berpikir baik.
2.    Faktor sekolah
    Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara academik namun juga pandai secara ahlak. Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi yang lebih baik. Namun sekolah  juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini di karenakan, hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya di sekolah tidak jarang di temukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muridnya akirnya guru tersebut menunjukkan kemarahan melalui kekerasan.
Hal ini bisa saja di tiru oleh para siswanya. Lalu disinilah perang guru di tuntuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yag baik.
  3.    Faktor lingkungan
    Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi prilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal di lingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan memberikan pola kekerasan dipikirkan para remaja. Hal ini membuat remaja beraksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang di lakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para remaja di sekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.
Hal yang memicu tawuran
     Tak jarang di sebabkan oleh saling mengajak atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolah. Bahkan saling berebutan wanitapun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
C.      Dampak karena tawuran pelajar
Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari tawuran antarpelajar,antara lain:
a.    Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran memungkinkan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan samapi kematian.
b.   Masyarakat di sekitar juga di rugikan, contohnya rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga.
c.    Terganggunya proses belajar mengajar
d.   Menurunnya moralitas para pelajar
e.    Hilangnya perasaan peka, toleransi,rasa tenggang dan saling menghargai.
D.    Hal-hal yang dapat di lakukan untuk menghindari tawuran antarpelajar.
 Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya tawuran antarpelajar,yaitu:
a.    Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar.
b.   Menghadirkan seorang figur yang baik untuk di contohi oleh para pelajar. Seperti hadiah seorang guru, orangtua, dan teman sebabnya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik.
c.    Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri.
d.   Mangfasilitasi para pelajar untuk baik di lingkungan rumah atau di lingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermamfaat di waktu luangnya. Contohnya : membentuk ikatan remaja mesjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermamfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler di sekolahnya.
   Kartini dan kartonopun menawarkan beberapa cara mengurangi tawuran remaja, diantaranya:
1.    Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menonton.
2.    Memberikan kesempatan kepada remaja untuk berpartisipasi dengan cara yang baik dan sehat.
3.    Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang torelan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitangnya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.
 
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
       Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidaklah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena fakto-faktor lain yang datang dari luar individu, di antaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
       Pada pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal di luar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya  sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua di tuntuk untuk dapat menyerahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat di lepas. Guru sebagai pendidik biasa menjadikan instruktur dalam pendidik kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah di berikan peengarahan dari  orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat di sekitarpun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui kebenarannya.
2. Saran
       Dalam menyikapi masalah  remaja terutama tentang tawuran pelajar di atas, penulis memberikan beberapa saran, diantaranya:
a.      Keluarga sebagai awal tepat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajar.
b.      Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif.
c.       Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya.

Daftar pusaka/sumber:
* Hartono,agung,perkembangan pesserta didik. Jakarta: rinaka cipta jakarta.2006
* Harian pagisumatra ekspres palembang
* Harian pikiran rakyat
* Karebosi.com
* Tempointeraktif.com
* Liputan6.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar